PELUANG DAN TANTANGAN SUMBERDAYA HUTAN SECARA BERKELANJUTAN DI PULAU – PULAU KECIL

UNPATTI,- Kuliah Umum Jurusan Kehutanan dengan Tema “Peluang dan Tantangan Sumberdaya Hutan Secara Berkelanjutan di Pulau-Pulau Kecil”, yang diselenggarakan oleh Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura menghadirkan dua Narasumber yaitu Danny H. Pattipeilohy, S.Pi., M.Si – Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Maluku dengan materi Paradigma Pengelolaan Kawasan Konservasi di Provinsi Maluku dan Maluku Utara dan Ir. C. K. Pattinasarany, M.P yang merupakan Staf Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Pattimura, dengan materi Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berbasis Konservasi, Jumat (20/11/ 2020).

Sumberdaya Alam berupa hutan merupakan salah satu kekayaan alam yang memiliki nilai sangat strategis. Hutan memiliki tiga fungsi yaitu fungsi produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan; fungsi lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi (penerobosan) air laut dan memelihara kesuburan tanah; fungsi konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri tertentu yang memiliki fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya

Mencermati fungsi hutan yang demikian besar disatu sisi tetapi disisi lainnya terjadi deforestrasi yang tinggi dengan laju deforestasi 1,46 jt ha/thn (FWI, 2018), hal ini mendorong perlunya upaya konservasi sumberdaya hutan dan menjadi syarat mutlak bagi penyelamatan sumberdaya daya hutan di Indonesia. Konservasi merupakan upaya pengelolalaan sumber daya alam hutan yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya

Keberadaan hutan di pulau-pulau kecil menjadi suatu ekosistem yang sangat penting untuk dilindungi guna menopang kehidupan masyarakat..

Kondisi realitas saat ini dengan berbagai peluang yang ada dapat dimaksimalkan untuk mengatasi berbagai tantangan penggunaan keanekaragaman hayati terutama di pulau-pulau kecil. Hasil yang diharapkan nantinya dapat diperoleh strategi konservasi sumberdaya hutan guna menjaga keutuhan sumberdaya hutan baik flora, fauna, dan lingkungannya serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr .Ir. Johan M. Matinahoru dalam sambutannya menjelaskan, tema ‘Peluang dan Tantangan Sumberdaya Alam di Pulau-Pulau Kecil‘ menjadi fokus konservasi di Maluku yaitu konservasi Insitu yakni konservasi sumberdaya genetik pada populasi alami tumbuhan ataupun satwa. Problema yang dihadapi saat ini adalah kerusakan habitat, “memang ada juga gangguan akibat perburuan atau penangkapan tetapi tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan kerusakan habitat yang penyebabnya adalah manusia yang sangat berpengaruh seperti kegiatan pertanian, pertambangan dan kegiatan eksploitasi lingkungan tetapi pengaruh keadaan alam juga mempengaruhi ketersediaan pakan dan populasi ternak”, ujar beliau

Lanjut kata Dekan, proses-proses konservasi satwa dianggap berhasil jangan hanya sebatas penetapan lokasi saja, namun lebih dari itu bagaiman kita dapat mengelola dan merencanakan suatu program yang intensif untuk ketersediaan pakan bagi satwa yang dihasilkan oleh tanaman pada wilayah-wilayah konservasi satwa tetap tersedia.

Melalui kuliah umum ini Dekan berharap, dengan tujuan utama konservasi ini yakni menyelamatkan satwa dari kepunahan dan trend terhadap ekosistem esensial, maka Maluku dapat mengusulkan satu kawasan ekosistem khusus untuk melindungi tanaman atom maupun ekosistem burung. Perlu dilakukan upaya kerjasama dan penelitian-penelitian ilmiah yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam di masa depan. Melalui pemeparan materi para narasumber yang ada diharapkan pula dapat membuka wawasan peserta untuk bagaimana mengkonservasi wilayah kita di Maluku sehingga kita tidak kehilangan species-species tertentu dimasa akan datang.

Sementara itu Ketua Jurusan Kehutanan Dr. Marthina Tjoa, S.Hut., M.P diakhir kuliah umum mengatakan bahwa banyak respon dari para peserta, hal ini menunjukan kecermatan yang baik dalam menyikapi penyampaian materi yang diberikan. Selain itu Kejur juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih bagi kedua narasumber yang telah memaparkan materi dengan sangat menarik.

Ia juga berharap apa yang telah disampikan oleh kedua narasumber kiranya dapat bermanfaat bagi para peserta khususnya bagi para mahasiswa kehutanan agar dapat mengembangkan ilmu untuk menjawab peluang dan tantangan dalam pengelolaan konsep konservasi secara khusus dan strategi yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut. Ia juga berharap adanya kerjasama lanjutan dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) dalam berbagai kegiatan penelitian maupun kegiatan Pengabdian Masyarakat, untuk membangun pelaksanaan konservasi yang memiliki nilai manfaat yang tinggi.

Kuliah Umum ini dilaksanakan secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom, yang diikuti 124 peserta dari kalangan Pemerhati lingkungan, Birokrasi, dan mahasiswa.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *