UNPATTI KUKUHKAN DUA GURU BESAR

UNPATTI,- Universitas Pattimura kembali menggelar Rapat Terbuka Luar Biasa Senat Universitas Pattimura Dalam Rangka Pengukuhan Prof. Dr. Hasan Tuaputty, M.Pd sebagai Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Pidato Guru Besar “Guru Biologi dan Tantangan Masa Depan” dan Prof. Dr. Mohamad Arsad Rahawarin, M.S sebagai Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Administrasi Publik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura dengan Pidato Guru Besar “Implementasi Kebijakan Penanganan Covid-19 Di Kota Ambon”, Selasa (29 Desember 2020). Pengukuhan berlangsung di auditorium Universitas Pattimura dengan memperhatikan Protokol Kesehatan Covid-19. Saat ini Unpatti memiliki 61 Guru Besar, dengan penambahan dua Guru Besar maka dapat meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Unpatti.

Prof Hasan mengaku, pengukuhan dirinya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 115591/MPK/KP/2020 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan memperhatikan Surat Rektor Universitas Pattimura nomor 184/UN13/KP/2018 tanggal 8 Januari 2018. Lewat topik Guru Biologi dan Tantangan Masa Depan, “Dalam Era Abad ke-21, bagi saya sendiri merupakan Era Biologi karena berkaitan dengan Bagaimana kita memperdaya manusia lewat kebutuhan hidup ditengah lingkungan masyarakat. Dikatakan, Guru harus memiliki kemampuan baik Hard-Skill maupun Soft-Skill sehingga kedepan mampu menghadapai berbagai tantangan”, tutur Prof Hasan pada saat yang bersamaan dengan Prof Arsad melakukan wawancara langsung dengan Staf Humas Unpatti. Lanjut dikatakan, sebagai Staf Menjagar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya pada Program Studi Pendidikan Biologi, dalam pelaksanaan pembelajaran harus berpegang teguh pada Visi dan Misi, baik ditingkat Program Studi, Fakultas maupun Universitas yang harus sinkron dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.

Beliau juga mengatakan, kedepan para Guru harus berstandar International untuk kesiapan Ilmun Teknologi (IT) dalam membangun jaringan guna kepentingan pendidikan. “Pendidikan harus benar-benar diberikan kesempatan ataupun peluang untuk membangun sekolah secara bertahap bain Nasional maupun International. Disisi lain, penguasaan IT sangat penting bagi para Guru, sehingga memotivasi siswa dalam pembelajaran khususnya Bidang Studi Biologi misalnya, Pembelajaran Neo Science guna mencerdaskan otak untuk memicu respon di era saat ini” katanya.

Beliau berharap, bagi Guru untuk lebih menguasai IT dalam membangun jaringan dengan siswa guna kepentingan pendidikan di era sekarang maupun mendatang.

Kesempatan yang sama, Prof Arsad mengaku, pengukuhan dirinya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 115590/MPK/KP/2020 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan memperhatikan Surat Rektor Universitas Pattimura nomor 2652/UN13/KP/2016 tanggal 20 Mei 2016. “Saya dan Prof Hasan saat nanti dilantik, kami mempunyai SK dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Khusus untuk saya, butuh waktu lama untuk meraih Gelar Profesor (Guru Besar), berproses di mulai dari tahun 2016 melalui berbagai persyaratan yang sangat berat, salah satunya mempunyai Jurnal International Terindeks Skopus. Dalam menyongsong pengukuhan, saya mengambil topik sesuai Bidang Studi Ilmu Admistrasi. Topik yang saya angkat tersebut melihat bagaimana implementasi kebijakan penanganan Covid-19 di Kota Ambon”, Lanjut dikatakan, Covid-19 merupakan bencana non alam yang tersebar di seluruh dunia. Kondisi Kota Ambon dengan taraf level naik-turun dari merah turun ke ungu, dan kembali naik ke merah, sehingga dapat dilihat implementasi kebijakan dari sisi model Penanganan Covid-19. Kebijakan adalah keputusan yang dibuat ataupun tidak oleh pemerintah. Jadi, semua kebijakan baik atau buruknya berada pada tataran implementasi. “Walaupun banyak model yang nanti akan saya paparkan, tetapi saya lebih tertarik pada model yang dikemukakan oleh George C. Edward yaitu Model Implementasi Kebijakan. Inti dari model tersebut membahas 4 variabel yaitu Faktor Komunikasi, Sumberdaya Manusia, Disposisi dan Struktur Organisasi, semuanya itu akan menentukan keberhasilan dari suatu program kebijakan”, tutur Prof Arsad.

Beliau juga mengatakan, masyarakat di Kota Ambon merupakan masyarakat yang Heterogen dan bukan Homogen. Heterogen dilihat dari berbagai aspek yaitu Pendidikan, Ekonomi Suku Budaya dan lainnya sehingga kebijakan yang diturunkan oleh Pemerintah Kota Ambon belum sepenuhnya berjalan efektif. “Memakai masker dan menjaga jarak, merupakan anjuran sederhana Pemerintah Kota Ambon namun masyarakat belum sadar, padahal kondisi Pandemi Covid-19 sangat membahayakan bagi sisi kesehatan”, tandasnya.

Lewat topik yang dibawah, Prof Arsad berharap ada sumbangan pemikiran dari Pemerintah Kota Ambon untuk menata kembali kebijakan yang dibuat, lewat kekurangan yang ada melalui 4 variabel, dan terpenting dilihat sisi komunikasi yang belum efektif, guna perlu pembaharuan kepada masyarakat Kota Ambon. Kegiatan dihadiri oleh 18 Anggota Senat serta para tamu undangan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *