Peningkatan Kapasitas Akademisi Dalam Mendukung Implementasi Roadmape NDC Adaptasi

UNPATTI,- Universitas Pattimura menjadi tuan rumah  Training Of Trainer(TOT) pada seminar  “Peningkatan Kapasitas Akademisi Dalam Mendukung Implementasi Roadmap NDC Adaptasi”. Seminar ini merupakan kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama United Nations Development Program (UNDP) dan Global Environment Facility (GEF), Selasa (31/1).

Seminar ini merupakan implementasi dari perjanjian Paris yang memandatkan GEF untuk membantu negara-negara berkembang dalam memenuhi persyaratan transparansi melalui “Capacity Building Initiative for Transparency (CBIT)”. CBIT membantu negara-negara untuk membangun atau memperkuat kapasitas internal dalam meningkatkan kemajuan komitmen nasional yang dibuat berdasarkan Perjanjian Paris dan untuk menghasilkan laporan yang komprehensif . CBIT juga mendukung negara-negara untuk membangun kapasitas, menghasilkan data emisi yang lebih akurat dan terkini disemua sektor, serta dampak tindakan adaptasi dalam meningkatkan ketahanan masyarakat dan ekosistem.

Pemerintah Indonesia – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerima bantuan dukungan pendanaan dari GEF untuk CBIT dalam rangka memperkuat institusi nasional agar mematuhi Transparansi Perjanjian Paris. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bersama United Nations Development Program (UNDP) menandatangani Project Document (ProDoc) “Strengthening the Capacity of Institutions on Indonesia to comply with the Transparency Requirements of the Paris Agreement – CBIT”. Tujuan dari proyek ini untuk memenuhi persyaratan transparansi yang ditingkatkan dengan memperkuat kapasitas teknis dan kelembagaan dalam mengimplementasikan komitmen tercapainya target National Determined Contribution (NDC) dan pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim.

Proyek CBIT akan bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan di semua tingkatan mulai  ditingkat pusat sampai diitingkat daerah. Proyek CBIT akan dipantau secara langsung oleh UNDP dan GEF terkait Indikator  jangka menengah dan akhir proyek akan dimonitoring dan dievaluasi secara berkala selama pelaksanaan proyek oleh UNDP sesuai persyaratan UNDP yang telah digariskan dalam UNDP POPP dan kebijakan evaluasi UNDP. Salah satu yang dilaksanakan CBIT Indonesia untuk memperkuat komponen strategi ini, bersama Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim akan menyelenggarakan peningkatan kapasitas akademisi untuk Mendukung Implementasi Roadmap NDC Adaptasi.

Roadmap NDC Adaptasi ini disusun untuk memberikan referensi target dan strategi implementasi yang perlu dilakukan untuk merancang, melaksanakan, dan melaporkan adaptasi. Roadmap ini memuat strategi untuk menjadi arahan berbagai komitmen di dalam NDC Adaptasi, yang perlu dipahami secara komprehensif oleh akademisi sehingga dapat mengambil peran aktif dalam pelaksanaan roadmap NDC.

Tujuan dari kegiatan ini dalam rangka Peningkatan Kapasitas Akademisi adalah untuk memberikan peningkatan kapasitas kepada akademisi terkait peningkatan ketahanan iklim yang sejalan dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca dalam menunjang program transparency framework dan akademisi turut membangun terciptanya sistem yang kuat dan berkelanjutan untuk implementasi NDC adaptasi dan turut serta mendampingi daerah dalam kegiatan adaptasi dengan menemukan dan menerapkan penyesuaian dampak perubahan iklim.

Dirjen PPI, Ir. Laksmi Dhewanthi, M.A IPU dalam arahan, mengatakan perubahan iklim merupakan salah satu tantangan krisis yang sedang dihadapi secara global. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melalui mandat konstitusi yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 berkomitmen untuk mengatasi tantangan tersebut. Komitmen Indonesia dimulai sejak awal Indonesia bergabung dalam kesepakatan global Paris Agreement terkait dengan perubahan iklim dan hingga saat ini pemerintah Indonesia secara konsisten mempertuguh komitmen untuk melakukan aksi-aksi nyata dilapangan. Indonesia memandang aksi  adapatasi sama pentingnya dengan aksi mitigasi. Tidak ahanya berpusat pada upaya emisi mitigasi rumah kaca dan pembangunan tetapi aksi nyata juga dilakukan untuk meningkatkan ketahanan iklim di Indonesia terhadap berbagai dampak negativ yang terjadi akibat perubahan iklim.

Kegiatan hari ini berfokus pada  adaptasi, mengingat letak geografis Indonesia berada di wilayah Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik yang sangat rentan dengan  berbagai macam aktivitas vulkanik, potensi bencana hidrometeorologi yang semakin lama makin meningkat untuk itu Indonesia harus memperkuat ketahanan iklim. Salah satu strategi pemerintah adalah mengkombinasikan aksi mitigasi dan adaptasi sebagai upaya penurunan emisi gas rumah kaca harus dibarengi dengan upaya yang memberikan dampak terhadap peningkatan ketahanan iklim. Kementerian dan lembaga tidak bisa bekerja sendiri pentingnya peran praktis pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, masyarakat peran aktif bernagai pemangku kepentingan menjadi salah satu kunci keberhasilan akasi-aksi dilapangan baik penyelenggaraan adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim.

Kegiatan TOT pada hari ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan dalam hal ini akademisi yang merupakan salah satu aktor penting dalam pengendalian perubahan iklim. Melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait dengan pedoman penyusunan aksi adaptasi penurunan iklim akademisi dan sivitas perguruan tinggi merupakan salah satu pihak yang diharapkan terlibat dan berpartisipasi aktif dalam rencana penyusunan aksi adaptasi perubahan iklim. Mulai dari tahap perencanaan, membuat kebijakan program hingga pelaksanaan dilapangan dalam upaya meningkatkan ketahanan iklim.

Kegiatan hari ini merupakan kegiatan ke 3 dari rangkaian 5 kegiatan peningkatan kapasitas dengan muatan adaptasi perubahan iklim yang diperuntuhkan bagi akademisi dengan fokus pada dampak perubahan iklim bidang ekosistem. TOT yang dilaksankan hari ini untuk mengidentifikasi indikator kerentanan pada berbagai ekosistem terutama ekosistem pesisir dan ekosistem pulau-pulau kecil. Para narasmber akan menyampaikan materi yang cukup beragam dan diharapkan pula materi yang sampaikan dapat meningkatkan pemahaman terutama kepada sivitas akademisi dan menjadi bahan untuk didiskusikan guna meningkatkan upaya dalam membangun komitmen bersama untuk meningkatkan upaya nyata untuk membangun ketahanan iklim sejalan dengan tujuan National Determined Contribution (NDC) di Indonesia

Rektor Unviversitas Pattimura, Prof. Dr. M.J.Saptonno, SH.,M.Hum dalam sambutannya mengucapakan terimah kasih kerena unpatti diberikan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah penyelanggaraan TOT. Sebagai akademisi 3 tugas utama yakni pendidikan , penelitian dan pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan sebagai  tugas dan tanggung jawab keilmuan dan moral untuk mengkaji berbagai peristiwa dan kondisi yang terjadi dilingkungan sekitar dan bagaimana melaksankan proses pendidikan dan penelitian secara baik sesuai dengan kaidah ilmiah dan hasilnya dapat diimplentasikan kepada masyarakat. Oleh karena itu TOT yang dilaksanakan hari ini diharapkan dapat berjalan dengan baik dan sebagai akademisi sesudah itu harus mampu untuk mengimplentasikan ilmu yang diperoleh hari ini kepada masyarakat. sebagai fasilitator diharapkan pula dapat berpartisipasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat kampus maupun masyarakat umum terkait dengan isu global yang saat ini menjadi perhatian semua negara didunia dimana perubahan ilkim ini dapat  menimbulkan bencana, sehingga masyarakat dapat memahaminya dan memberikan pengaruh positif bagi kepentingan bersama.

“Selama 2 hari para akademisi akan diberikan materi dan diskusi akan dilakukan untuk mempersiapkan diri untuk dapat mengabdikan ilmu itu kepada masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan demikian kita bermakna bagi kepentingan banyak orang, dan bagaimana masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan iklim sehingga pada akhirnya mereka akan mampu beradaptasi dengan iklim. Ketika kita menjaga alam maka alam juga pasti akan menjaga kita. Akademisi memiliki kemampuan untuk dapat mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat kampus maupun masyarakat umum sehingga kita bermakna kepada bangsa dan negara” ungkap rektor

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, mengahadirkan para narasumber yang berkompeten dibidangnya yakni, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku, Kepala Balai Pengelolaan DAS Wae Hapu Batumerah, Kasubdit Pengembangan Perangkat Adaptasi Dit API serta para Akademisi.

Turut hadir Para Wakil Rektor Unpatti., Direktur Adaptasi Perubahan Iklim – dan jajaran, Dekan Fakultas PErtnaian, Dekan Fakultas Perikana & IK, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Koordinator CBIT Indonesia, Para Kepala Pusat Penelitian Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia, Perwakilan Para Kepala Balai  Konservasi Sumber Daya Alam Maluku dan Papua, Para Narasumber dan Fasilitator, serta para Akademisi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *